BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa
ini orang biasanya menggunakan mentega sebagai bahan dasar dalam pembuatan kue
dan semacamnya. Mentega berasal dari lemak hewan. Mentega yang terbuat dari
lemak hewan biasanya mengandung lebih banyak lemakjenuh/saturated fats(66%)
dibanding lemak tak jenuh/unsaturated fats-nya (34%). Lemak jenuh ini biasanya
berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Mentega biasanya
mengandung vitamin A, D, protein dan karbohidrat.
Mentega merupakan komoditi yang
diperlukan untuk meningkatkan ketengikan dan kenikmatan makanan, banyak sekali
kaitannya dengan konsumsi roti, produk yang digoreng atau International cuisin.
Dari segi gizi mentega dapat dipandang sebagai salah satu sumber vitamin A dan
D.
B.
Rumusan
Masalah
1. Sebutkan pengertian mentega?
2. Sebutkan
macam-macam mentega?
3.
Apa saja komposisi mentega?
4.
Bagaimana cara pengolahan mentega?
5.
Apa hasil pengolahan dari mentega?
6.
Bagaimana bagan proses pembuatan
mentega?
7.
Apa gambar produk dan merek mentega?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian, macam-macam
mentega, serta komposisinya.
2.
Untuk mengetahui cara pengolahan dan
bagan pembuatan mentega.
3.
Untuk mengetahui berbagai merek dan
gambar produk mentega.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Mentega
Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI 01-3744-1995), mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang
dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan
garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80 persen
lemak susu. Selain garam dapur, ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat
pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega
merupakan campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80 persen lemak, dengan
sejumlah kecil protein (maksimal 1%) yang bertindak sebagai zat pengemulsi dan
Bahan Kering Tanpa Lemak (Milk Solids-Non-Fat) tidak lebih dari 2 %.
Mentega adalah produk yang terbuat
dari lemak susu dimana kedalamnya dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan rasa
yang lebih baik dan untuk menjaga mutu. Warna kuning pada mentega disebabkan zat
warna β karoten yang terdapat dalam krim (cream). Sebagian dari kita
menghindari mentega dan margarin karena takut pada kandungan lemaknya.
Padahal, banyak zat gizi lain yang
terdapat pada bahan makanan itu. Selain vitamin A dan D, juga terdapat zat
besi, fosfor, natrium, kalium serta omega-3 dan omega-6. Lemak dan minyak
merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak
dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan
karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal.
Kata mentega selalu berkaitan dengan susu sapi, jadi
mentega itu adalah produk minyak hewani, bukan produk nabati. Inilah bedanya
mentega dengan margarine. Margarine adalah produk tiruan mentega yang dibuat
dari minyak nabati, jadi dapat berasal dari minyak kelapa, kelapa sawit, minyak
kedelai, jagung dan sebagainya.
B.
Macam-macam
Mentega
Berbagai jenis mentega dapat ditemukan di berbagai
toko makanan dan supermarket. Jenis
menteganya sendiri banyak dipengaruhi oleh asam creamnya serta variasi
pengolahan selama pembuatan mentega tersebut, sehingga menghasilkan jenis
mentega yang beraneka ragam dan dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
a.
Mentega dibuat dari Pasteurized Cream atau unpasteurized Cream
b.
Mentega yang dibuat dari cream yang diperam (ripened cream) atau yang tidak
diperam
c.
Mentega yang digarami atau yang tidak digarami
d.
Mentega yang dibuat dari sweet cream, atau sour-cream
e.
Mentega yang dibuat yang tidak mengalami penyimpanan (segar) dan yang telah
mengalami penyimpanan.
f.
Mentega yang dibuat di peternakan (dairy butter) atau di pabrik (creamerybutter).
Dari berbagai golongan tersebut dapat menghasilkan
berbagai butter atau mentega yang beranekaragam, misalnya Pasteurized cream
dapat berasal dari sweet atau sour-cream, demikian juga halnya dengan
unpasteurized cream. Biasanya mentega dari upasteurized cream memiliki flavor
yang tajam, sampai berbau tengik.
Menurut
cara pembuatannya, ada beberapa jenis mentega yang beredar dan digunakan sesuai
dengan kebutuhan, yaitu:
1. Tradisional Butter
1. Churned
Butter
Churned butter adalah mentega tradisional yang dibuat dengan
mengaduk susu yang telah dipasteurisasi hingga bentuknya lebih padat. Di
Kanada, ada sebuah peraturan bahwa churned butter ini harus mengandung
setidaknya 80% lemak, 16% air dan 3% susu murni. Churned butter ini dijual
dalam dua versi, salted dan unsalted, tergantung selera dan kebutuhan
pemakaian.
2.
Sweet Butter
Ada yang menyebut sweet butter ini unsalted butter.
Sebenarnya sweet butter adalah jenis churned butter yang dalam pembuatannya
tidak menggunakan garam, jadi rasanya manis. Dalam dunia baking, sweet butter
ini digunakan sebagai penyeimbang rasa apabila kadar garam di dalam
masakan/kue/roti terlalu banyak. Sayangnya, sweet butter tidak tahan lama
dibandingkan dengan salted butter, sehingga ia harus cepat digunakan setelah
dibeli.
3.
Light Butter
Yang dimaksud dengan light butter adalah jenis dari churned
butted, namun dalam pembuatannya telah ditambahkan air sebanyak 25% sehingga
kadar lemak dalam mentega ini jauh lebih rendah. Karena mengandung kadar air
yang cukup banyak, light butter ini sebaiknya disajikan sebagai tambahan saat
makan roti atau kue kring saja. Light butter tidak cocok digunakan untuk
memasak atau ditambahkan pada saus karena ia akan cepat meleleh dan menguap.
4.
Cultured Butter
Cultured butter adalah mentega yang terbuat dari cream susu
kemudian dalam proses fermentasinya ditambahkan bakteri (yang hampir
mirip dengan bakteri dalam yogurt). Mentega ini usianya jauh lebih lama dari
churned butter, sehingga dapat disimpan lebih lama apabila tidak langsung
digunakan. Ada dua jenis cultured butter, salted dan unsalted yang juga
digunakan sesuai kebutuhan dan selera.
2. Modern Butter
Dalam perkembangannya, ada beberapa mentega tradisional yang
kemudian dikembangkan sesuai dengan sentuhan teknologi dan trend. Yang pada
akhirnya memunculkan 4 jenis mentega baru yang cukup populer, yaitu:
1. Flavoured
Butter
Flavoured butter sebenarnya adalah jenis traditional butter
yang ditambahkan perasa, seperti bawang putih, rasa pedas, atau bumbu-bumbu
lainnya. Flavoured butter biasanya digunakan sebagai bumbu instant untuk
menyantap makanan, semisal jagung bakar, jagung rebus, roti, biskuit, dan lain
sebagainya.
2.
Blended
Butter
Blended butter adalah mentega yang biasanya dalam penggunaan
dicampur dengan beberapa minyak, seperti canola misalnya. Karena dicampur, bentuknya
nyaris cair dan biasanya digunakan sebagai lapisan makanan.
3.
Whey
Butter
Sedangkan whey butter adalah mentega yang terbuat dari whey.
Warnanya jauh lebih kuning dari warna mentega biasanya, aromanyapun jauh lebih
cheesy.
4.
Whipped
Butter
Whipped butter adalah mentega yang dibuat lebih ringan untuk
sajian mentega di meja makan. Mentega ini digunakan untuk lapisan teman makan
roti, pancake, dan lain sebagainya. Mentega ini tidak dibuat untuk bahan dasar
memasak atau membuat roti.
5.
Ghee
Ghee adalah mentega yang bisa dibilang cukup langka.
Biasanya dijual dalam bentuk nyaris cair sehingga harus dikemas di dalam
toples. Terdiri dari kandungan lemak tinggi, dan susu murninya telah dipisahkan
dalam proses fermentasinya. Agar Ghee bisa bertahan lama, ia harus disimpan di
tempat yang dingin atau di dalam kulkas.
C.
Komposisi
Mentega
Sebagian besar mentega dipasarkan secara luas
termasuk yang diekspor atau diimpor adalah mentega pabrik (creamary butter).
Para petani sering bertindak sebagai pengumpul cream yang dijual ke pabrik
dengan harga berdasarkan mutunya yang dicek dari keasaman, flavor, aroma, serta
adanya benda asing dalam cream. Pada prinsipnya mentega yang bermutu tinggi
tidak dapat dibuat dari cream yang telah rusak, busuk dan kotor.
Hanya sebagian kecil saja dari mentega dibuat dari
sweet cream, sedang sebagian besar mentega dibuat dari cream yang telah
diperam. Garam biasanya ditambahkan sampai mencapai kadar 2.5 – 3.0 persen.
Berdasarkan standar mentega yang ada di pasaran internasional adalah kadar
lemak minimal 80 persen. Sedang sisanya terdiri dari butter milk, air, bahan
kering susu. Pemeraman cream sering dilakukan untuk menghasilkan flavor yang
kuat dengan penambahan starter: Streptococcus lactis dan Streptococcus
citrivorus serta Streptococcus parasiticus. Meskipun flavor mentega terdiri
dari banyak komponen tetapi yang terpenting adalah diacetyl. Diacetyl
diproduksi oleh Streptococcus sp. Tersebut dari asam sitrat demikian halnya
dengan asam laktat dan propionic acid dan asetic acid dari laktosa.
Mentega diperoleh dan dibuat dari cream melalui
proses yang disebut “churning”. Cream tersebut diaduk dan dikocok, sehingga
menghancurkan lapisan membran yang menyelubungi butir-butir lemak. Terjadilah
pemisahan dua phase, yaitu fase lemak terdiri dari lemak mentega, dan phase air
yang melarutkan berbagai zat yang terdapat dalam susu. Gumpalan-gumpalan lemak
susu dipisahkan bagian lain dan dicuci dengan air dingin yang beberapa kali
diganti dengan air baru untuk menghilangkan susunya.
Mentega biasanya diberi garam, dan hal ini untuk
mengeluarkan air yang tersissa dalam lemak susu (Butter fat). Mentega biasanya
mengandung air 15 persen, sebagian dari jumlah tersebut dalam bentuk
teremulsifikasi.mentega harus memiliki kadar lemak minimal 80 persen. Tingginya
kadar air dalam mentega menyebabkan mentega mudah menjadi tengik bila disimpan
pada tempat yang hangat. Salah satu asam lemak yang dilepaskan adalah asam
butyrat, berantai pendek, mudah menguap dan berbau tidak enak.
Mutu mentega tergantung pada mutu krim yang
digunakan serta penanganan lebih lanjut. Krim yang mengalami kontaminasi oleh
ragi dan bakteri menyebabkan rasa yang kurang enak. Pencemaran lain berasal
dari peralatan yang dipakai serta mutu air yang digunakan untuk mencuci
mentega.
D.
Cara Pengolahan Mentega
1.
Persiapan
bahan
Susu
dan krim dikumpulkan dari susu sapi. Mentega dapat juga diproduksi dari susu
kerbau liar, unta, kambing, biri-biri betina, dan kuda betina. Sari
terpisah dari susu itu. Sari dapat yang manapun disediakan oleh suatu pabrik
susu baik susu cairan ataupun terpisah dari susu utuh oleh pabrikan mentega.
Sari harus manis ( pH lebih besar dari 6.6), tidak tengik, tidak teroksidasi.
Sari disterilkan pada suatu temperatur dari 95°C atau lebih untuk menghancurkan
enzim dan microorganisme.
2. Pematangan
Biasanya ditambahkan untuk memfermentasi gula
susu menjadi asam laktat dan karakteristik bau harum dan selera
yang diinginkan untuk mentega.
3. Mengeram/Penuaan
Krim dipegang pada temperatur dingin untuk
mengeristal butiran lemak pada susu, memastikan mengocok sesuai dan tepat
seperti tekstur dari mentega itu. Dalam tanki penuaan, krim diberi perlakukan
pendinginan yang dikontrol dan dirancang untuk memberikan struktur lemak
kristal yang dibutuhkan. Lazimnya, mengeram mengambil 12- 15 jam. Dari
mengeram tangki/tank, krim dipompa ke pengocok atau berlanjut buttermaker
melalui suatu penukar bahang plat yang membawanya ke suhu yang
diperlukan.
4. Mengocok
Krim dikocok, dan butir halus mentega membentuk, tumbuh
lebih besar, dan bersatu.
5. Pengairan dan pencucian
Krim dibagi menjadi dua fraksi: butir mentega dan
cairan susu. Di dalam pengocokan tradisional, mesin stop ketika butir sudah
mencapai suatu ukuran yang tertentu, lalu sesudah itu cairan susu dialirkan.
Dengan yang berlanjut buttermaker pengairan dari cairan susu adalah juga
berlanjut. Setelah pengairan, mentega adalah bekerja
untuk fase kontinyu yang mengandung lemak fasa
air terdispersi halus. Ini dilakukan sebagai praktek umum untuk
mencuci mentega setelah mengocok untuk memindahkan manapun cairan susu yang
bersifat sisa dan padatan susu tetapi ini adalah jarang dilaksanakan hari ini.
Proses pencucian ini akan memastikan bahwa semua susu mentega dibuang keluar
dari mentega. Jika tidak maka mentega akan tengik.
6. Penggaraman
Garam digunakan untuk meningkatkan rasa
dan rak-hidup, karena bertindak sebagai
pengawet. Selanjutnya, mentega adalah bekerja untuk
meningkatkan konsistensi.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Mentega adalah akhirnya dicetak ke dalam bentuk dan
kemudian dibungkus di dalam kertas lilin dan kemudian disimpan di tempat yang
dingin. ketika dingin, lemak pada susu mengeristal dan mentega menjadi
terbentuk. Mentega dikocok, ini dilakukan untuk memasukan udara atau gas
nitrogen ke dalam mentega yang lembut, dimaksudkan untuk menyebar lebih mudah
pada temperatur pendinginan.
Tanda-tanda
mentega yang baik:
1.
Warnanya
kuning mengkilat
2.
Berbau
segar dan berbau kepala susu
3.
Jika
dilelehkan harus ada bagian yang jernih dan yang keruh
4.
Bila
masih dalam kaleng, mentega tidak cair.
E.
Hasil Pengolahan Setengah Jadi /
Jadi
Mentega biasanya digunakan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan berbagai macam kue.
F.
Bagan Proses Pembuatan
G.
Gambar Produk
Keterangan
Gambar:
1.
Sweet
butter
2.
Ghee
Butter
3.
Cultured
butter
4.
Flavoured
butter
5.
Churned Butter
6.
Whey
butter
7.
Whipped
butter
8.
Blen
butter
H.
Merek
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mentega adalah produk yang terbuat
dari lemak susu dimana kedalamnya dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan
rasa yang lebih baik dan untuk menjaga mutu. Warna kuning pada mentega
disebabkan zat warna β karoten yang terdapat dalam krim (cream).
Emulsi pada mentega merupakan
campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80 persen lemak, dengan sejumlah
kecil protein (maksimal 1%) yang bertindak sebagai zat pengemulsi dan Bahan
Kering Tanpa Lemak (Milk Solids-Non-Fat) tidak lebih dari 2 %.
Tanda-tanda mentega yang baik:
1.
Warnanya
kuning mengkilat
2.
Berbau
segar dan berbau kepala susu
3.
Jika
dilelehkan harus ada bagian yang jernih dan yang keruh
4.
Bila
masih dalam kaleng, mentega tidak cair.
B.
Saran
Dalam penggunaan
mentega sebaiknya diperhatikan bagaimana tekstur mentega tersebut, apakah masih
bagus atau tidak. Sehingga akan menghasilkan hasil pengolahan mentega yang
sangat bagus.
DAFTAR
PUSTAKA
Farnworth, ER. 2005. Kefir – a Complex Probiotic Food Science and
TechnologyBulletin: Functional Foods 2 (1) 1–17. Canada: IFIS Publishing.http://www.kefir.org/http://www.okefir.com/http://www.mykefir.com/Kompas. 27 Maret 2003.
Buku: Sekitar Tata Laksana Makan, Ny. H Sri Haryati, Hal: 19.
http://wikipedia.bagan-pembuatan-mentega.com (online, diakses tanggal 20 Mei 2014)
http://keigoblog.wordpress.com/2008/01/08/mentega/
(online, diakses tanggal 20 Mei 2014)
http://jumardijumex.blogspot.com/2013/10/pembuatan-mentega-butter.html
(online, diakses tanggal 20 Mei 2014)
Komentar
Posting Komentar